Jumat, 26 Desember 2008

Kisah seorang Ibu

Disebelahku, duduk seorang ibu yang sudah nampak tua, asyik menonton semua telenovela indonesia setiap harinya. Begitulah ibu itu selalu mengisi hari-harinya dan tanpa bosan-bosannya.....dan selama bertahun-tahun.

Sebenarnya di kala waktu menonton, dia lebih sering terkulai dari pada terbangunnya. Ibu ini sebenarnya lebih sering berada didalam keadaan di bawah sadarnya. Maka, mengapa pembantu di rumah menjadi heran, setiap melihat ibu memejamkan matanya tetapi ibu masih bisa menangkap cerita sinetron. Padahal dalam keadaan sadar ibu sering pikun, terutama pada saat bertanya selalu mengulang-ulang pertanyaannya.

Yang luar biasa, selain begitu kuatnya duduk di depan TV, ibu ini sangat kuat berdoa di dalam kamarnya. Hampir semua anak, menantu dan cucunya tak pernah terabsen didoakan. Begitu setiap harinya, dan bertahun-tahun, khususnya setelah 15 tahun dia hidup menjanda.

Dia adalah seorang ibu dengan 4 anak, 4 menantu dan 10 cucu. Doanya tak pernah putus kepada Tuhannya. Kebahagiannya adalah pada saat Tuhan sering mengabulkan doa-doanya.
Menjadi seorang Juara Asia, mendapat beasiswa ke Amerika, menjadi pemusik terkenal, diterima kuliah jalur PMDK, lulus kuliah cumlaude, juara kelas......semua ada di prestasi cucu-cucu si ibu.

Seorang ibu yang tak pernah putus asa dalam doa, tetap manusia biasa. Hidupnya juga bisa sewaktu merana, karena menanti anak-anaknya yang kadang tak kunjung tiba. Di dalam pikirannya Jakarta-Bandung, apalagi di dalam Bandung adalah jarak tempuh biasa. Tapi begitulah hidup, .....didalam lubuk hati yang paling dalam sering ibu menanti kapan anak-anaknya tiba menjenguknya, dengan jarak waktu yang cukup lama.

Pasti ibu akan semakin tua dan renta,
Pasti anak, menantu dan cucunya ingin ibu selalu bahagia,
Pastinya semua berharap dan mendoakan ibu selalu sehat,
Pasti semuanya meminta maaf karena masih sering membuat ibu merana,

Tapi kami semuanya masih berbahagia, karena ibu masih bisa tertawa.....
Selamat hari ibu, selamat hari Natal!
Ibu..ibu...jangan biarkan dirimu merana,
lebih baik terus tertawa, sekalipun itu datangnya dari menonton telenovela!